Adat dan budaya di Sumatera Barat kental dengan nuansa
melayu. Upacara adatnya pun biasanya sesuai dengan syariat Islam.
Di provinsi ini
terdapat 3 tradisi yang biasa dilakukan. Ketiga tradisi atau upacara adat
tersebut adalah:
1. Tabuik
Upacara melabuhkan
tabuik ke laut dilakukan setiap tanggal 10 Muharram. Perayaan ini memperingati
hari Asyura, yaitu wafatnya Husein, cucu Muhammad Saw. Masyarakat Minangkabau
yang biasa melakukan upacara ini adalah di daerah pantai Sumatera Barat,
terutama Pariaman. Yang pertama kali mengenalkan upacara ini adalah Pasukan
Tamil Muslim Syiah dari India. Meskipun awalnya adalah upacara syiah, saat ini
yang melakukan upacara ini di daerah Sumatera Barat kebanyakan penganut sunni.
2. Balimau
Yaitu acara mandi menggunakan limau (jeruk nipis). Biasanya
dilakukan di daerah-daerah yang memiliki sungai atau tempat pemandian. Tujuan
dari upacara ini sesuai dengan ajaran Islam, yaitu membersihkan diri lahir dan
batin ketika memasuki bulan Ramadhan. Limau berguna untuk membersihkan tubuh
dari minyak dan keringat.
Sebenarnya, perempuan tidak perlu
mengikuti acara mandi di sungai, agar tidak bercampur dengan laki-laki. Atau,
perempuan boleh ikut, tetapi mandinya di tempat-tempat pemandian yang tertutup.
Namun, saat ini perayaan tersebut sudah menjadi ajang rekreasi, sehingga
laki-laki dan perempuan kerap mandi di sungai beramai-ramai pada perayaan ini.
3. Makan Bajamba
Disebut juga makan
barapak, yaitu kegiatan makan bersama yang dilakukan oleh masyarakat
Minangkabau. Masyarakat duduk beramai-ramai di sebuah tempat yang telah
ditentukan. Tradisi ini bertujuan memunculkan rasa kebersamaan dan tidak
memandang status sosial. Makan bajamba dilakukan pada hari-hari besar agama
Islam, saat ada pesta adat, ketika ada pertemuan penting, dan dalam berbagai
upacara adat.
Ketiga tradisi
tersebut masih dilakukan hingga saat ini. Kalau kamu ingin ikut merayakannya,
datanglah ke Sumatera Barat.
Belum ada tanggapan untuk "3 Upacara ada di Sumatra Barat yang masih dilestarikan"
Post a Comment